Hai Pembaca Blog Saya dimana pun berada , hari ini saya akan menulis di blog saya terkait analisis tentang 4 Skripsi Mahasiswa Ilmu Komunikasi STISIPOL Candradimuka Palembang dengan metode penelitian komunikasi kualitatif Periode Tahun 2015-2020 yang saya sukai dan pastinya keren. 4 Skripsi tersebut terdiri dari :
a. Skripsi Tentang Studi Kasus : Strategi Komunikasi
b. Skripsi Tentang Fenemologis
c. Skripsi Tentang Analisis Wacana
d. Skripsi Tentang Semiotika
Dari setiap analisis skripsi diatas terdiri dari deskripsi sebagai berikut :
a. Gambar Cover Skripsi
b. Judul Skripsi
c. Nama Penulis Skripsi & Nama Pembimbing Skripsi
d. Jumlah Halaman Skripsi
e. Tahun Pengesahan Skripsi
f. Abstrak dan Kesimpulan Hasil Penelitian Skripsi
g. Teori Komunikasi yang digunakan
h. Fokus Penelitian (Definisi Operasional) Skripsi
baik kita langsung saja membahas satu persatu terkait hal diatas, jangan lupa tetap semangat dan sampai habis ya bacanya.
A. Skripsi Studi Kasus :Strategi Komuniaksi
Skripsi pertama ini yaitu Studi Kasus : Strategi Komunikasi dengan judul STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN
SALES PENJUALAN PRODUKSI SUSU SGM DALAM MENINGKATKAN PERINDUSTRIAN SECARA
MERATA OLEH PT TIGARAKSA SATRIA, TBK. PALEMBANG.
Nama Penulis Skripsi Strategi Komunikasi dengan judul Strategi Komunikasi Pemasaran Sales Penjualan Produksi Susu SGM Dalam Meningkatkan Perindustrian Secara Merata Oleh PT Tigaraksa Satria, TBK. Palembang adalah Apriyanti Sabaria NPM. 01.16.055 dan nama Dosen Pembimbing adalah Ibu Marleni, M.I.Kom NIDN 0216077301.
Jumlah halaman Skripsi Strategi Komunikasi dengan judul Strategi Komunikasi Pemasaran Sales Penjualan Produksi Susu SGM Dalam Meningkatkan Perindustrian Secara Merata Oleh PT Tigaraksa Satria, TBK. Palembang berjumlah 100 halaman.
Tahun Pengesahan Skripsi Strategi Komunikasi dengan judul Strategi Komunikasi Pemasaran Sales Penjualan Produksi Susu SGM Dalam Meningkatkan Perindustrian Secara Merata Oleh PT Tigaraksa Satria, TBK. Palembang pada tahun 2020.
Abstrak
Strategi ialah perencaan atau (planning) dan manajemen untuk mencapai tujuan. Setiap perusahaan memiliki strategi masing-masing dalam meningkatkan penjualan, agar pendistribusi menjadi rata, agar apa yang dipasarkan oleh perusahaan dapat diterima oleh semua masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Strategi Komunikasi pemasaran yang digunakan oleh PT Tigaraksa Satria, Tbk Palembang dalam meningkatkan penjualan dengan pendistribusian secara merata, dalam penelitian ini peneliti menggunakan penelitian deskritif kualitatif yang berguna untuk memberikan fakta dan data mengenai strategi komunikasi pemasaran yang kemudian dianalisis berdasarkan teori konstruktivisme. Kemudian data dikumpulkan dengan cara observasi, dokumentasi dan wawancara secara langsung dengan para key informant yang terdiri dari kepala cabang PT Tigaraksa Satria, TBK. Palembang, sales PT Tigaraksa Satria, TBK. Palembang dan konsumen (pihak toko). Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan analisis penelitian ini didapatkan hasil sebagai berikut : setiap sales PT Tigaraksa Satria, TBK. Palembang sudah dibekalin dengan pengetahuan mengenai strategi yang tepat, selalu mendapatkan pelatihan secara langsung baik dari Ass atau dari kepala cabang, memonitoring untuk kebutuhan stock agar menghindari oos (keosongan) dan selalu menjalin hubungan yang baik dengan setiap konsumen (pihak toko), bila semua itu sudah ada maka pendistribusian yang dilakukan akan dengan mudah didapatkan hasil yang baik sesuai dengan tujuan dari perusahaan. Kesimpulan dalam penelitian ini setiap sales mempunyai tugasnya masing-masing dalam meningkatkan penjualan, karena sales merupakan ujung tombak dari keberhasilan suatu perusahaan.
Kata kunci : Susu SGm, pendistribusian, strategi, komunikasi pemasara, peran sales
Kesimpulan
Berdasarkan hasil Penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan mengenai strategi komunikasi pemasaran sales penjualan produk susu SGM dalam meningkatkan penditrubusian secara merata oleh PT Tigaraksa Satria, TBK. Palembang maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
- Sebagai bentuk dukungan dan apresiasi terhadap seluruh team sales, perusahaan juga memfasilitasi team sales dengan berbagai training guna mendukung kerja team dan meningkatkan pengetahuan sales, sales juga dilengkapi dengan pengetahuan mengenai strategi yang tepat agar pendistribusiannya menjadi merata
- Team sales diberi coaching baik dari ass atau dari kepala cabang langsung agar mereka lebih memahami karakter dan cara menghadapi setiap toko serta selalu memonitoring stock agar tidak terjadi oos
- Setiap team sales memiliki sikap yang ramah dan cepat beradaptasi bila ditempatkan didaerah lain selalu menjaga hubungan baik dengan pihak toko. dan bila mengalami masalah langsung dicari solusi dan jalan keluar tanpa memendam sendiri
Teori Komunikasi yang digunakan dalam Skripsi Strategi Komunikasi dengan judul Strategi Komunikasi Pemasaran Sales Penjualan Produksi Susu SGM Dalam Meningkatkan Perindustrian Secara Merata Oleh PT Tigaraksa Satria, TBK. Palembang yaitu Teori Kontruktivisme
Teori Kontruktivisme (constructivism) (morissan 165-169) yang dikembangkan oleh Jesse Dellia ini memberikan pengaruh besar terhadap perkembangan ilmu komunikasi. Teori Kontruktivisme menyatakan bahwa individu melakukan interprestasi dan bertindak menurut berbagai kategori konseptual yang ada dalam pikirannya. Menurut teori ini, realitas tidak menunjukkan dirinya dalam bentuknya yang kasar tetapi harus disaring terlebih dahulu melalui bagaimana cara seorang melihat sesuatu.
Teori konstruktivisme dibangun berdasarkan teori yanga da sebelumnya yaitu teori "konstruksi pribadi" atau konstruksi personal (personal construct) oleh George Kelly yang menyatakan, bahwa orang memahami pengalaman dengan cara mengelompokkan berbagai peristiwa menurut kesamaannya dan mebedakan berbagai hal melalui perbedaannya. Perbedaan yang terlihattidak bersifat natural, tetapi perbedaaan itu ditentukan oleh berbagai perangkat yang saling bertentangan (sets of oppasite) yang ada dalam sistem kognitif sesorang menurut teori ini, konstruksi personal diatur atau diorganisasi ke dalam skema interpretatif yang akan mengidentifikasikan suatu objek dan menempatkan objek itu kedalam suatu kategori.
Konstruktivisme pada dasarnya adalah teori dalam memilih startegi. Prosedur riset Konstruktivisme yang dilakukan biasanya adalah dengan miminta subjek untuk memilih berbagai tipe pesan yang berbeda dan mengelompokkannya kedalam berbagai kategori strategi. (Morissan, Teori Komunikasi,2013,hal 165-170)
Fokus Penelitian (Definisi Operasional) dalam Skripsi Strategi Komunikasi dengan judul Strategi Komunikasi Pemasaran Sales Penjualan Produksi Susu SGM Dalam Meningkatkan Perindustrian Secara Merata Oleh PT Tigaraksa Satria, TBK. Palembang
Fokus penelitian adalah sebuah bentuk dari pemusatan fokus kepada sebuah intisari dari penelitan yang dimana akan dilakukan metode observasi dan juga analisa dan hasil penelitian sehingga akan dapat menjadi lebih terarah diantara yang satu dengan yang lainnya Dalam melakukan penelitian fokus penelitian sangat penting, karena memegang peran akan keberhasilannya suatu penelitian. Fokus penelinan penulis terpusat pada startegi komunikasi pemasaran dalam meningkatkan penjualan produk susu SGM dengan pendistribusian secara merata yang dilakukan seorang sales. Untuk mendukung fokus penelitian tersebut, penulis perlu melakukan pencarian data sebagai berikut:
B. Skripsi Studi Fenomenologis
Skripsi kedua ini yaitu Studi Fenomenologis dengan judul
FENOMENA POKEMON GO DI KOTA PALEMBANG (STUDI FENOMENOLOGI “BERMAIN BAGI PEMAIN DI KOMUNITAS POKEMON GO PALEMBANG),
Nama Penulis Skripsi Studi Fenomenologis dengan judul Pokemon Go Di Kota Palembang (Studi Fenomenologi “Bermain
Bagi Pemain Di Komunitas Pokemon Go Palembang) adalah Rino dwiyana CP NPM. 01.1.136 dan nama Dosen Pembimbing I adalah Bapak Budi Santoso, S.Sos.M.Comn dan Dosen Pembimbing II Bapak Sentot Supriyadi, S.Sos., M.SI
Jumlah halaman Skripsi
Studi
Fenomenologis dengan judul Pokemon Go Di Kota Palembang (Studi Fenomenologi “Bermain Bagi Pemain Di Komunitas Pokemon Go Palembang) berjumlah 94 halaman.
Tahun Pengesahan Skripsi Studi Fenomenologis dengan judul Pokemon Go Di Kota Palembang (Studi Fenomenologi “Bermain Bagi Pemain Di Komunitas Pokemon Go Palembang) pada tahun 2016.
Abstrak
Rino
Dwiyana Caesar Putra, 2016. “Fenomena Permainan Pokemon Go di Kota Palembang
(Studi Fenomenologi “Kecanduan bermain bagi Komunitas Pokemon Go Palembang).”
Didalam penyusunan skripsi ini penulis dibawah bimbingan Budi Santoso,
S.Sos.M.Comn Selaku pembimbing 1 dan Sentot Supriyadi, S.sos . MSI selaku
pembimbing II.
Fenomena
permainan Pokemon Go . Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
proses kecanduan bermain Pokemon Go yang timbul dari seseorang dilihat dari
cara sisi Psikologi mereka dengan menggunakan Komunikasi Intrapersonal. Metode
peneliti yang digunakan yaitu peneliti wawancara kualitatif, dimana teknik
analisis data secara deskriptif melalui pendekatan kualitatif.Penelitian ini
menggunakan metode penelitian kualitatif dengan melalui pendekatan wawancara dn
mengambil sumber data melalui foto/dokumentasi sumber data berupa kata-kata dan
tindakan, sumber tertulis dan foto/dokumentasi.
Hasil
peneliti menunjukkan bahwa pemain game Pokemon Go mengalami proses kecanduan
dikarenakan dari faktor diri sendiri yakni melalui komunikasi Intrapersonal
yang dilakukannya kepada diri sendiri, dengan menggunakan 5 proses yaitu
Sensasi, asosiasi, persepsi, memori dan berpikir
Kata kunci : Komunikasi Intrapersonal,
Psikologi Komunikasi, Fenomenologi
Kesimpulan
Hasil
penelitian mengenai Fenomena kecanduan permainan Pokemon Go di Kalangan
komunitas Pokemon Go di Kota Palembang dapat disampaikan sebagai beri kut :
- Adanya
Fenomena tentang permainan Pokemon Go yang menyebabkan seseorang ingin
memainkan karena ingin mencoba game tersebut hingga menyebabkan ketagihan
karena disebabkan adanya fitur-fitur menarik dalam permainan yang tersedia
untuk menjadi daya tarik permainan tersebut, namun hal tersebut didasarkan oleh
beberapa faktor yang berasal dari diri sendiri. spa yang di rasakan, diinginkan
dan apa yang dilakukan, melalui komunikasi kepada diri sendiri (Komunikasi
Intrapersonal). Terdapat 5 komponen mempengaruhi perilaku seseorang yakni
Sensasi, Asosiasi, Persepi, Memori dan Berpikir.
- Seseorang yang bermain Pokemon Go memastikan apa yang akan diperbuatnya
setelah yang diproses sebelumnya, dengan berkeyakinan kepada diri sendiri
dengan tindakannya.
- Dengan
proses pengolahan informasi satat menerima pemain sebenarnya mengetahui apa
yang terjadi namun karena daya sistim daya tarik yang dapat merubah keputusan
seseorang.
Teori Komunikasi yang digunakan dalam Skripsi Studi Fenomenologis dengan judul Pokemon Go Di Kota Palembang (Studi Fenomenologi “Bermain Bagi Pemain Di Komunitas Pokemon Go Palembang) yaitu Teori Komunikasi Interpersonal & Teori Kecanduan Grifths.
Teori Komunikasi Interpersonal
Dalam
penelitian ini penulis akan menerapkan teori komunikasi Intrapersonal menurut
Nina W.Syam, (2011) untuk mengkaji fenomena kecanduan bermain game Pokemon Go.
Adapun
pembahasan teori komunikasi Intrapersonal menurut Nina W. Syam, (2011) adalah
komunikasi yang terjadi pada diri manusia meliputi 5 proses sensasi, asosiasi,
persepsi, memori dan berpikir.
Teori Kecanduan Grifths Grifiths (Essau, 2008) menyatakan bahwa kecanduan merupakan
aspek perilaku yang kompulsitf, adanya ketergantungan dan kurangnya kontrol.
Kompulsif adalah tindakan yang biasanya dilakukan secara
berulang untuk mengurangi kecemasan.
Griffiths (1998) telah mencantumkan enam dimensi untuk
menentukan apakah individu dapat digolongkan sebagai pecandu Internet,
Dimensi-dimensinya adalah sebagai berikut :
- Salience. Hal ini terjadi ketika penggunaan internet menjadi
aktivitas yang paling penting dalam kehidupan individu, mendominasi pikiran
individu (preokupasi atau gangguan kognitif), perasaan (merasa sangat
butuh),dan tingkah laku (kemunduran dalam perilaku sosial). Individu akan
selalu memikirkan internet, meskipun tidak sedang mengakses internet.
- Mood
modification. Hal ini mengarah pada pengalaman individu sendiri, yang menjadi
hasil dari bermain internet, dan dapat dilihat sebagai strategi coping.
- Tolerance. Hal ini merupakan proses dimana terjadinya
penigkatan jumlah penggunaan internet untuk mendapatkan efek perubahan dari
mood.
- Withdrawal symptoms. Hal ini merupakan perasaan tidak
menyenangkan yang terjadi karena penggunaan internet dikurangi atau tidak
dilanjutkan (misalnya, mudah marah, cemas, tubuh bergoyang).
- Conflict.
Hal ini mengarah pada konflik yang terjadi antara pengguna internet dengan
lingkungan sekitarnya (konflik interpersonal), konflik dalam tugas lainnya
(pekerjaan, tugas, kehidupan sosial, hobi) atau konflik yang terjadi dalam
dirinya sendiri (konflik intrafisik atau merasa kurangnya kontrol) yang
diakibatkan karena terlalu banyak menghabiskan waktu bermain internet.
- Relapse. Hal ini merupakan kecenderungan berulangnya kembali
pola penggunaan internet setelah adanya kontrol. Berdasarkan uraian diatas
sifat kecanduan berasal dari tindakan dari dalam diri seseorang, hal itu
dipengaruhi oleh bentuk komunikasi seseorang sebelum merasakan perilaku
kecanduan. Bentuk Komunikasi tersebut yakni Komunikasi Intrapersonal. Mengacu
dari proses yang ia mengalami dan merasakan.
Fokus Penelitian (Definisi Operasional) dalam
Skripsi Studi Fenomenologis dengan judul Pokemon Go Di Kota Palembang (Studi Fenomenologi “Bermain Bagi Pemain Di Komunitas Pokemon Go Palembang) Suatu definisi yang diberikan peneliti guna menjelaskan
serie mengukur variable dalam sebuah penclitian. Definisi operasional yang
dilaksanakan pada karakteristik, dapat diamati atau diobservasi dari apa yang
didefinisikan atau mengubah konsep yang berupa konstruk dengan kata-kata yang
menggambarkan perilaku atau gejala yang diamati.
Bentuk Komunikasi seseorang kecanduan bermain bagi pemain
hal itu berdasarkan Teori Komunikasi Intrapersonal yang menurut Nina W Syam
(2011) menjelaskan ada 5 hal mempengaruhi hal tersebut, meliputi 5 proses,
yaitu :
C. Skripsi Studi Analisis Wacana
Skripsi ketiga ini yaitu Studi Fenomenologis dengan judul PESAN MORAL DALAM FILM ANIMASI ZOOTOPIA (ANALISIS WACANA PADA KARAKTER UTAMA JUDDY HOOPS)
Nama Penulis Skripsi Studi Fenomenologis dengan judul Pesan Moral Dalam Film Animasi Zootopia (Analisis Wacana
Pada Karakter Utama Juddy Hoops) adalah Nurul Hasanah NPM. 01.13.114 dan nama Dosen Pembimbing I adalah Ibu Sumarni Bayu Anita S.Sos M.A dan Dosen Pembimbing II Bapak Ferdy Anthonius S.Sos M.M
Jumlah halaman Skripsi
Studi
Fenomenologis dengan judul Pesan Moral Dalam Film Animasi Zootopia (Analisis Wacana Pada Karakter Utama Juddy Hoops) berjumlah 91 halaman.
Tahun Pengesahan Skripsi Studi Fenomenologis dengan judul Pesan Moral Dalam Film Animasi Zootopia (Analisis Wacana Pada Karakter Utama Juddy Hoops) pada tahun 2017.
Abstrak
Narul Hasanah, 2017, dengan judul “Pesan Moral dalam Film
Animasi Zootopiu (Analisis Wacana Pada Karakter Utama Judy Hopps)". Didalam
penyusunan Skripsi ini penulis dibawah bimbingan Sumarni Bayu Anita S.Sos M.A
selaku pembimbing I dan Ferdy Anthonius S.Sos M.M selaku pembimbing II.
Film merupakan media massa yang cukup efektif dalam
menyampaikan pesan. Pesan yang disampaikan cendrung didasari dari realitas
sosial dalam kehidupan meskipun beberapa disajikan kedalam bentuk yang
berbeda-beda. Salah satunya film animasi, yang merupakan film dalam bentuk
rangkaian gambar yang memiliki makna disetiap karakter.
Film animasi Zootopia merupakan film animasi yang diproduksi
oleh Walt Disney pada tahun 2016 yang dikemas dalam bentuk film fabel atau
tokoh hewan yang berprilaku seperti manusia. Film yang menceritakan tentang
kisah perjuangan seekor kelinci yang bercita-cita menjadi petugas kepolisian
dan berusaha menghentikan aksi diskriminasi yang terjadi di lingkungannya. Film
ini mendapat respon yang baik dari para penonton dan kritikus film.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan
metode analisis wacana model Teun A. Van Dijk. Analisis wacana adalah studi
analisis isi media yang melihat kepada bagaimana dari pesan atau teks. Mengkaji
fungsi pragmatik pada suatu teks sehingga makna yang terkandung dapat
ditafsirkan. Dalam metode analisis wacana model Teun A. Van Dijk, digunakan
untuk menganalisis pemakaian bahasa dan makna yang terkandung didalamnya.
Metode pengumpulan data dilakukan dengan mengamati teks pada karakter utama
Judy Hopps.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
pesan moral apa saja yang terdapat dalam film dilihat dari topik beserta
subtopik yang berhubungan dengan pesan moral. Melalui teknik observasi dengan
menonton film tersebut serta melihat pemakaian gaya bahasa, bentuk kalimat, dan
ungkapan.
Kesimpulan dalam penelitian ini adalah bahwa teks itu tidak
dilahurkan melainkan diciptakan yang diambil dari realita kehidupan sosial.
Serta pemilihan karakter utama Judy Hopps seekor kelinci karena karakter kelinci
lebih menarik dan membuat cerita dalam film Zootopia lebih berwarna.
Kata Kunci : Analisis wacana film, teks, film animasi
Zootopia, karakter utama Judy Hopps
Kesimpulan
Setelah menjelaskan
dan menganalisa hasil temuan data yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dalam
bab ini penulis mencoba memberikan beberapa kesimpulan yaitu sebegai berikut :
- Dilihat dari struktur makro, struktur ini adalah pembahasan tentang
gambaran umum, tema atau topik dalam film. Pesan moral pada umumnya dilihat
dari topik serta didukung dengan sub topik sub topik yang menjadi satu kesatuan
utuh didalam film. Pesan moral dalam film animasi Zootopia ini berisikan
tentang nilai-nilai kebaikan dimana topik utama dalam film ialah rasa yakin dan
semangat berjuang dalam diri bahwa seseorang dapat menggapai apapun yang ia
inginkan, dapat meraih cita-citanya jika ia mempunyai rasa keyakinan dalam
dirinya sendiri bahwa ia bisa. Sedangkan dubtopik yang mendukung ialah sikap
keberanian, pantaang meyerah, percaya diri, kecintaan terhadap orang tua dan
rasa optimis. Pesan moral pada film animasi Zootopia ini disampaikan secara
jelas baik secara visual maupun secara dialog oleh karakter utama Judy Hopps
- Dilihat dari superstruktur, dalam struktur ini menjabarkan
tentang skema atau alur cerita. Alur dalam film animasi Zootopia ini sangan
menarik, beruntut dan tidak acak-acakan. Alur cerita yang dipakai adalah alur
maju, namun terdapat juga alur mundur tetapi bukan pada bagian karakter utama
yang menjadi pokok analisis dan data tsmuan dalam penelitian ini. Kisah cerita
dimulai dengan kisah Judy kecil/muda kemudian kidah Judy dewasa. Namun tidak
hanya menganalisis alur cerita awal hingga akhir tetapi struktur ini juga
membahas pembagian-pembagian seperti scene (pembagian cerita), seguence
(pembagian adegan), dan plot. Pesan moral dapat dilihat dari awal hingga akhir
cerita.
- Dilihat dari struktur mikro, dimana struktur ini menjelaskan
bahwa wacana film tidak hanya cukup pada gambaran atau lisan saja. Hal ini
terbukti dari susunan dalam bentuk semantik yang berupa latar, bentuk kalimat,
koherensi, kata ganti dan retoris, juga grafis dan metafora (kata kiasan).
Analisis wacana Van Dijk Inf menganalisis teks secara keseluruhan hingga
kebagian yang detail. Pesan moral juga dapat dilihat dari struktur mikro,
tepatnya pada elemen maksud yang mengungkapkan tentang maksud dari film animasi
ini.
Maka dapat disimpulkan secara keseluruhan pesan moral dalam
film animasi Zootopia dapat dilihat dari ketiga struktur yaitu struktur makro,
superstruktur dan struktur mikro. Meskipun dilihat dari data temuan pesan moral
yang di teliti lebih banyak terdapat pada struktur makro. Struktur mikro dan
superstruktur lebih kepada cerita, pemakaian kata dan kalimat secara
keseluruhan. Sesuai dengan data yang telah ditemukan berdasarkan analisis teks
sebelumnya, maka secara keseluruhan pesan moral dalam film animasi Zootopia ini
lebih menyoroti tentang semangat, kerja keras, dan pantang menyerah. Pesan
moral yang ditampilkan lebih kepada memotivasi penonton yang digambarkan melalui
visual maupun teks. Dan berdasarkan pemaknaan karakter utama, Judy Hopps, yang
menjadi penguat cerita yang dapat mempengaruhi penonton melalui simbol-simbol berupa fisik dan
sifat kelinci yang dihubungkan dengan isi ceritanya. Perjuangan Judy untuk
menggapai cita-cita tidak berhenti bahkan saat ia telah mendapatkannya.
Melewati berbagai rintangan yang pasti harus dilalui. Film ini merupakan film
fabel yang bertema perjuangan yang secara tidak langsung memberikan pengaruh
positif dan pesan yang disampaikan
secara terbuka sehingga penonton lebih mudah menyerap pesan dalam film melalui
audio dan visual. Dilihat dalam hal ini sangat penting bagi kita untuk tidak
hanya menonton film akan tetapi juga menjadi pembaca film, sebab film tidak
hanya bisa dinikmati sebagai hiburan tetapi jugabisa menjadi edukasi dan
motivasi serta inovasi.
Teori Komunikasi yang digunakan dalam Skripsi Studi Fenomenologis dengan judul Pesan Moral Dalam Film Animasi Zootopia (Analisis Wacana Pada Karakter Utama Juddy Hoops) yaitu Teori Model Teun A. Van Djik
Menurut Van Djik (Eriyanto, 2009:221), penelitian atas
wacana tidak cukup hanya didasarkan pada analisis teks semata, karena teks
hanya hasil dari praktik produksi yang juga harus diamati. Van Djik melihat
suatu wacana terdiri dari atas berbagai struktur dan tingkatan yang dibagi
menjadi tiga tingkatan yang saling berhubungan dan mendukung satu sama lain.
1. Struktur Mkaro (Tematik)
Dalam struktur makro yang diamati adalah tematik. struktur makro merupakan makna global/umum dari suatu teks yang dapat diamati dengan melihat topik atau tema dari suatu teks. Dari topik kita dapat mengetahui tindakan yang diambil komunikator dari suatu wacana. Dengan melihat teks secara keseluruhan maka topik akan lebih mudah disimpulkan. Makna global dari suatu teks didukung oleh kata, kalimat, dan proposisi yang dipakai. Pernyataan atau tema pada level umum didukung oleh pilihan kata, kalimat, dan retorika tertentu. Namun, topik tak hanya ditentukan dari sebuah teks saja tetapi bisa melalui sebuah peristiwa.
Secara harfiah tema berarti “sesuatu yang telah diuraikan” atau “sesuatu yang telah ditempatkan” (Sukarsih Nur, 2008). Dalam struktur makro yang diamati adalah tematik, dimana elemen tematik menunjukkan gambaran umum dari suatu teks. Dapat disebut juga sebagai gagasan inti, ringkasan, atau makna global dari suatu teks. Dalam struktur makro ini yang di perjelas adalah apa yang dikatakan dalam film animasi zootopia yang dapat diamati dengan melihat topik dari suatu teks. Topik menggambarkan apa yang ingin diungkapkan didalam film tersebut. Topik menunjukkan informasi yang paling penting atau inti pesan yang akan disampaikan oleh komunikator, topik juga menunjukkan
konsep dominan. sentral dan yang paling penting dari isi suatu Film
2. Superstruk (Skematik)
Superstruktur merupakan struktur wacana yang berhubungan
dengan kerangka suatu teks, bagaimana
bagian-bagian teks tersusun kedalam berita secara utuh (Eriyanto, 2009:226).
Dalam sktruktur ini, elemen yang dipakai adalah skematik, bagaimana bagian dan
urutan berita diskemakan dalam teks secara utuh. Diskemakan yang berarti
terdiri dari kerangka suatu teks seperti pendahulian, isi, penutup dan kesimpulan.
Teks atau wacana umumnya mempunyai skerns atau alur dari awal sampai akhir.
Alur tersebut menunjukkan bagaimana bagian-bagian dalam teks disusun dan
diurutkan sehingga membentuk kesatuan arti. Begitupun film, dalam sebuah film
tentu memiliki alur cerita. Jika sebuah film akan dibuat, maka struktur yang
penting untuk dicermati, yaitu pembagian cerita (scene), pembagian adegan
(seguence), pemilihan adegan pembuka (opening),banti klimaks (penyelesaian
masalah), dan ending (penutup). Menurut Van Djik, arti penting dari skematik
adalah strategi pembuat skenario untuk mendukung topik tertentu yang ingin
disampaikan dengan menyusun bagian-bagian dari urutan tertentu.
3. Struktur Mikro
Struktur mikro merupakan wacana yang dapat diamati dengan
menganalisis kata, kalimat, proposisi, anak kalimat, paraphrase yang dipakai
dan sebagainya. Dalam struktur mikro terdapat empat hal yang diamati yaitu:
- Semantik. makna yang
muncul dari hubungan antar kalimat, hubungan antar proposisi yang membangun makna tertentu dalam suatu bangunan
teks. Semantik lebih kepada disiplin ilmu bahasa Semantik (arti) dalam skema Van Dijk dikategorikan
sebagai makna lokal (local meaning), yakni makna yang muncul dari hubungan
antar kalimat, hubungan antar proposisi yang membangun makna tertentu dalam
suatu bangunan teks. Beberapa elemen semantik yaitu: pertama, Latar yang
merupakan bagian berita yang dapat mempengaruhi semantik (arti) yang ingin
ditampilkan. Penulis biasanya mengemukakan latar belakang cerita yang
menentukan kearah mana pandangan khalayak hendak dibawa. Latar dapat menjadi
alasan pembenar gagasan yang diajukan dalam suatu teks. Kedua, Detil yang merupakan
strategi bagaimana penulis mengekspresikan sikapnya dengan cara yang implisit.
Ketiga, maksud. Elemen ini hampir sama dengan detil. Elemen maksud melihat
informasi yang menuntungkan komunikator akan diuraikan secara eksplisit dan
jelas. Keempat, pra-anggapan (presupesition) adalah strategi lain yang dapat
memberi citra tertentu ketika diterima khalayak (Sukarsih Nur:2008).
Pengandaian hadir dengan memberikan kenyataan yang dipandang terpercaya dan
karenanya tidak perlu dipertanyakan. Pengandaian dalam film ini dapat dilihat
melalui dialog pada scene. Strategi dalam sebuah film dapat dilihat melalui
tematiknya, berapa kali atau seberapa penting pesan itu disampaikan oleh
penulis.
- Sintaksis, merupakan bagian atau cabang ilmu
bahasa yang membicarakan seluk beluk wacana, kalimat, kalusa dan frase, menurut
Ramlan (dalam Sukarsih Nur, 2008). Pertama, bentuk kalimat adalah segi
sintaksis yang berhubungan dengan cara berpikir logis, yaitu prinsip kausalitas
yang kalau diterjemahkan kedalam bahasa menjadi susunan subjek (yang
menerangkan) dan predikat (yang diterangkan). Kedua, koherensi adalah pertalian
atau jalinan antar kata, atau kalimat dalam teks. Dua buah kalimat yang
menggambarkan fakta yang berbeda dapat dihubungkan sehingga nampak koheren.
Ketiga, kata ganti, elemen ini berfungsi memanipulasi bahasa dengan menciptakan
suatu komunitas imajinatif yang digunakan komunikator untuk menunjukkan dimana
posisi seseorang dalam wacana.
- Stilistik, yang terfokus pada style atau gaya
yaitu cara yang digunakan seorang penulis untuk menyatakan maksudnya dengan
menggunakan bahasa sebagai sarana. Gaya bahasa adalah cara menggunakan bahasa
dalam konteks tertentu untuk maksud tertentu (Siti Ooriatun, 2011).
- Retoris, yaitu gaya yang diungkapkan ketika
seseorang berbicara atau menulis. Misalnya berlebihan atau bertele-tele.
Strategi retoris muncul dalam bentuk interaksi, yakni bagaimana pembicara
menempatkan atau memposisikan dirinya diantara khalayak dan strategi ekspresi
untuk membantu menonjolkan atau menghilangkan bagian tertentu dari teks yang
disampaikan. Elemen yang menjadi bagian dari retoris adalah, pertama, grafis
yang merupakan bagian untuk memeriksa apa yang ditekankan atau ditonjolkan
(yang berarti dianggap penting) oleh seseorang yang diamati dari teks. Kedua,
metafora yang juga bisa disebut sebagai bumbu dari cerita, sebagai kiasan,
ungkapan. Akan tetapi, pemakaian metafora tertentu bisa jadi menjadi petunjuk
utama untuk mengerti makna suatu teks ketiga ekspresi yang dimaksudkan untuk
membantu menonjolkan atau menghilangkan bagian tertentu dari teks yang
disampaikan.
Dengan teori Model Van Dijk, penelitian ini akan menggunakan
pemahaman Van Djik dalam menganalisis wacana pesan moral dalam film animasi zootopia
pada karakter utama Judy Hopps.
Definisi Operasional untuk menjelaskan ketiga dimensi tersebut diatas, maka peneliti memberi gambaran struktur wacana yang tersusun dalam skema dibawah ini :
D. Skripsi Studi Semiotika
Skripsi keempat ini yaitu Studi Semiotika dengan judul REPRESENTASI BUDAYA DALAM FILM HERO (Analisis Semiotika
Nilai Budaya Afrika Selatan Dalam Film Biack Panther)
Nama Penulis Skripsi Studi Semiotika
dengan judul Representasi Budaya Dalam Film Hero (Analisis Semiotika Nilai Budaya
Afrika Selatan Dalam Film Black Panther) adalah Siti Humairoh NPM. 01.14.049 dan nama Dosen Pembimbing I adalah Ibu Sumarni Bayu Anita S.Sos M.A dan Dosen Pembimbing II Bapak Ervan Aziz, S.Sos., M.Si
Jumlah halaman Skripsi Studi Semiotika dengan judul Representasi Budaya Dalam Film Hero (Analisis Semiotika Nilai Budaya Afrika Selatan Dalam Film Biack Panther) berjumlah 85 halaman. Tahun Pengesahan Skripsi Studi Semiotika dengan judul Representasi Budaya Dalam Film Hero (Analisis Semiotika Nilai Budaya Afrika Selatan Dalam Film Black Panther) pada tahun 2018.
Abstrak
Siti Humairoh, 2018, REPRESENTASI
BUDAYA DALAM FILM HERO (Analisis Semiotika Nilai Budaya Afrika Selatan Dalam
Film Black Panther) di bawah bimbingan Sumarni Bayu Anita,S.Sos,M.A dan Ervan
Aziz, S.Sos., M.Si
Black Panther adalah film pahlawan super Amerika berdasarkan
karakter Marvel Comics dengan nama sama. Diproduksi oleh Marvel Studios dan
didistribusikan oleh Wait Disney Studios Motion Pictures, film ini merupakan
film kedelapan belas dari Marvel Cinematic Universe, film ini mengangkat
kebudayaan Afrika yang bercerita mengenai sebuah negeri tersembunyi bernama
Wakanda yang berlokasi di salah satu bagian benua Afrika.
Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui bagaimana nilai budaya Afrika Selatan direpresentasikan dalam
film “Black Panther” serta seperti apa pesan yang disampaikan dari film
tersebut. Dalam Penelitian ini penulis menerapkan metode analisa Semiotika
Roland Barthes dan teori 3 Unsur Kebudayaan menurut Koentjaraningrat yaitu
Cultural System (sistem kultural), Social System (sistem Sosial), dan Material
Culture (kebudayaan Fisik) untuk mengkaji rangkaian shot dalam film “Black
Panther” yang menampilkan nilai kebudayaan di dalam film tersebut.
Adapun hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa film “Black Panther” secara garis besar merepresentasikan
nilai kebudayaan sebagaimana negara Afrika Selatan yang kita tahu merupakan
negara yang memiliki banyak suku serta adat yang dilakukan secara turun
menurun. Dalam pengamatan ini penulis juga menemukan bahwa film ini berisi
pesan penggambaran budaya dan adat, yang diambil dari sudut pandang yang
berbeda dan di film ini juga terdapat beberapa adegan adanya unsur kebudayaan
pada film tersebut.
Kata kunci: Nilai Kebudayaan , 3
Unsur kebudayaan , Semiotika Roland Barthes
Kesimpulan
Setelah peneliti melakukan penelitian tentang analisis
Representasi Budaya Dalam Film Hero (Analisis Semiotika Nilai Budaya Afrika
Selatan Dalam Film Black Panther), maka peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa
:
- Film Black Panther merupakan film yang bergenre adventure.
Film Black Panther ini diproduksi oleh Marvel Comics yang dirilis 14 Februari
2018 di Indonesia. Film Black Panther ini menceritakan tentang. Raja T'Challa
yang kembali ke Wakanda setelah ayahnya T'Chaka meninggal, namun tak lama kemudian mendapati kekuasaannya ditentang oleh sebuah
kelompok. Karena di dalam film ini terdapat nilai budaya Afrika Selatan yang
ditampilkan mulai dari upacara penobatan, kepercayaan terhadap leluhur, ritual
yang dilakukan sejak nenek moyang, pakaian dan Accessories yang digunakan serta
senjata yang berhubungan dengan budaya Afrika Selatan.
- Film Black Panther ini berdurasi 134 menit dan di dalam Film
Black Panther ini diperankan oleh artis yang kebanyakan berkulit hitam yang
merupakan ciri dari orang Afrika Selatan. Di dalam Film Black Panther terdapat
penggambaran tentang perebutan kekuasaan dalam aspek keluarga, yang diambil
dari sudut pandang yang berbeda. Film Black Panther tetap terlihat nilai budaya
serta sistem kepercayaan yang masyarakat Afrika Selatan anut terlihat dalam
adegan upacara dan ritual.
- Setelah dilakukan kujian pustaka dan analisis data tentang
Film Black Panther Ini dapat ditemukan nilai budaya Afrika Sclatan pada Film
Black Pariher tersebut. Nilai budaya Afrika Selatan terlihat dengan menggunakan
uns kebudayaan yang dikemukakan oleh Koentjaraningrat antara lain melalu : Cultural
System (Sistem Kultural), Social System (Sistem Culture (Kebudayaan Fisik).
Teori Komunikasi yang digunakan dalam Studi Semiotika dengan judul Representasi Budaya Dalam
Film Hero (Analisis Semiotika Nilai Budaya Afrika Selatan Dalam Film Biack
Panther) yaitu Teori Semiotika Roland Barthes
Roland Barthes lahir pada tahun 1915, dari keluarga menengah Protestan di Cherbourg dan dibesarkan di Boyonne, sebuah kota kecil dekat pantai Atlantik di sebelah barat daya Prancis dan Paris (Nawiroh, 2014:14). Barthes menganggap kehidupan sosial sebagai sebuah signifikansi. Dengan kata lain, kehidupan sosial, apapun bentuknya, merupakan suatu sistem tanda tersendiri (Kurniawan, 2001:53). Teori Semlotik Barthes hampir secara harfiah diturunkan dari teori bahasa menurut de Saunsure. Roland Barthes mengungkap bahwa bahasa merupakan sebuah sistem land yung mencerminkan asumsi-asumsi dari masyarakat tertentu dalam waktu tartontu (Sobur, 2003:63).
Sebagaimana pandangan saussure, Barthes juga meyakini bahwa hubungan antara penanda dan pertanda tidak terbentuk secara ilmiah, melainkan bersifat urhiter, Bila saussure hanya menekankan pada penandaan dalam tataran denotatif, maku Roland Barthes menyempurnakan semiologi Saussure dengan menjadi subjeku atau insubjektif. Tanda lebih terbuka dalam penafsirannya pada konotasi dari puda denotasi. Secara sederhana, denotasi dijelaskan sobupai kata yang tidak mengandung makna atau perasaan-perasaan tambahan, maknanya disebut denotatif. Makna denotatif memiliki beberapa istilah lain seperti makna denotasional, makna referensial, makna konseptual, atau makna ideasional. Sedangkan konotasi adalah kata yang mengandung arti tambahan, perasaan tertentu, atau nilai rasa tertentu di samping makna dasar yang umum. Konotasi atau makna konotatif disebut juga makna konotasional, makna emotif, atau makna evaluatif.
Mitos Merupakan bagaimana kebudayaan menjelaskan atau memahami beberapa aspek tentang realitas atau gejala alam. Mitos berfungsi untuk mengungkapkan dan memberikan pembenaran bagi nilai-nilai dominan yang berlaku dalam suatu periode tertentu. Mitos dibagun oleh suatu rantai pemaknaan yang telah adasebelumnya atau dengan kata lain, mitos adalah suatu sistem pemaknaan tataran kedua.
Fokus Penelitian (Definisi Operasional) dalam Skripsi Studi Semiotika dengan judul Representasi Budaya Dalam Film Hero (Analisis Semiotika Nilai Budaya Afrika Selatan Dalam Film Biack Panther)
Berdasarkan teori yang sudah dipaparkan dibagian tinjauan pustaka, penulis menggunakan teori dan Koentjaraningrat yaitu tiga unsur Kebudayaan. Dan apabila kita rangkum ketiga nilai budaya tersebut kita akan mendapatkan definisi oprasional dengan indikator yang diadopsi dari uraian Roland bartes seperti berikut
Unsur-unsur film yang akan diteliti dalam penelitian ini, yaitu akan mengambil makna denotasi, konotasi, dan mitos yang digunakan hampir keseluruhan dalam adegan (Scene).
Dari ke 4 Skripsi Mahasiswa Ilmu Komunikasi STISIPOL Candradimuka Palembang diaats kita telah menganalisis setiap Skripsi dengan cara metode penelitian komunikasi kualitatif kita telah mengetahui dan memahami dari setiap Nama Penulis, Nama Pembimbing, jumalh halaman Skripsi, Tahun berapa pengesahannya, Abstrak, Kesimpulan hasil penelitian, Teori Komunikasi yang digunakan serta Fokus Penelitian (Defini Operasional) skripsi tersebut. bahwa setiap .
Semoga bermanfaat untuk kita semua dan semoga apa yg kita kerjakan mendapat suatu pahala dari Tuhan yang Maha Kuasa. Semangat Pokoknya ya guys.....