Sabtu, 18 Mei 2019

EVENT CAFIFEST 2019 PAMERAN PERIKLANAN & PEMASARAN PRODUK

                                                                         
                                                                                 
                                                           
                                                                                 


Photo Bersama di depan Stand Periklanan

Selamat pagi sahabat blogger dimanapun kita berada, Pagi ini merupakan, hari terakhir saya posting tentang materi Public Relation yang saya pelajari dari dosen pengampu kami sekaligus Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi STISIPOL Candradimuka yaitu ibu Sumarni Bayu Anita, S.Sos, M.A dan dosen periklanan sekaligus Sekretaris Jurusan Imu Komunikasi yaitu ibu Marleni, SE, M.I.kom. Merupakan suatu pengalaman yang luar biasa yang saya pelajari dan saya ikuti dalam Event yang bergengsi, karena kami sebagai Mahasiswa Ilmu Komunikasi harus membuat suatu produk, dan dipasarkan di kampus tercinta kami dalam Event Candradimuka Film Festival 2019 (CEFIFEST 2019).
Pada pagi hari Selasa 30 April 2019  kami harus memasarkan produk yang kami buat bersama kelompok. Kebetulan kelompok kami memasarkan Produk jasa yaitu HYDE Wedding Organizer, dan Produk makanan yaitu, Es Jagung, Basreng, dan Bakso Aci (Boci), kami dituntut mengelola modal yang kami buat sehingga menjadi suatu keuntungan, dan kami dituntut bagaimana caranya memasarkan produk tersebut. Bukan kami saja yg menjual produk masih banyak lagi yang menjual produknya, karena seluruh Mahasiswa Semester II dan Semester IV dituntut hal yang sama.

Produk yang dipasarkan
 Lomba Caption Frestea

Pada siang harinya, kami menghadiri Talkshow Film dan Screening Film dengan Tema Peran Sineas Muda terhadap Perkembangan Film Pendek di Sumatera Selatan oleh Narasumber yang berkompeten didalam bidangnya yaitu :
1. Bapak. Dr. Yuyung Abdi, S.Si, M. Med.Kom
2. Bapak Dilmai Putra, S.Sn, M.Sn
3. Bapak. Rifqi (Layar Taman)
Serta Moderator yang sangat luar biasa Ibu Sumarni Bayu Anita, S.Sos, M.A

Dan suatu kebanggaan sekali karena HYDE Wedding Organizer bisa menjadi sponsor dari segi Decoration Stage yang digunakan untuk Talkshow.

Decoration By HYDE Wedding Organizer
Bersama ibu Dr. Hj. Lishapsari Prihatini, M.Si
Pemberian Sertifikat Narasumber & Moderator
Moderator ibu Sumarni Bayu Anita, S.Sos, M.A 

Pada malam harinya Puncak Acara pada CAFIFEST 2019 yaitu Screening Film Pendek yg dilombakan, sekaligus pengumuman Juara Film Pendek tingkat Mahasiswa/Umum. Pada kesempatan ini alhamduliah saya dipercaya untuk menjadi MC dalam acara yg luar biasa ini berpasangan dengan MC yang kece yang serba bisa yaitu Cristy Ayu Presenter TVRI Sumatera Selatan, dan Penyiar Radio Momea. Untuk pemenang lomba film pendek sebagai berikut :

Genre Action :
1. Tekanan (Sengiseng Production)
2. Si Putih yang Menyesatkan (Holfaz Film)

Genre Comedy :
1. Enggak Ori (Tak Lakoni)
2. Mutiara dan Terumbu Karang (Content Creator Baturaja)

Genre Horor:
1. Paranoid (Populolo Production)
2. Mata Batin (Haw Production)

Genre Legend :
1. Si Pahit Lidah ( Holfaz Film)
2. Kemaro Island ( Tralala Entertainment)

Genre Drama :
1. Last (CnB Production)
2. Kampanye (Ruang Cahaya)

Heppy & Cristy 
Baiklah sahabat blogger, mungkin sampai disini informasi yang saya bisa bagikan kepada sahabat blogger semuanya tentang Event CAFIFEST 2019 Pameran Periklanan & Pemasaran Produk sekaligus Talkshow Film dan Screaning Film Pendek. Terima Kasih saya ucapkan karena sudah melihat dan membaca blog yang saya buat semoga dapat bermanfaat untuk kita semua ya. Saya mohon maaf kalau ada salah penulisan nama ataupun gelar. Sampai berjumpa kembali dengan Materi yang berbeda. 

Terima Kasih 

Salam Komunikasi !!!

#Ilkomstcandradimuka
#Ilmukomunikasi
#Publicrelation
#Stisipolcandradimuka
#Candradimukafilmfestifal2019
#Cafifest2019
#Festivalfilmpendek
#Lombafilmpendek
#Pameranprodukperiklanan
#Talkshowfilm
#Banggaberkomunikasi

Senin, 13 Mei 2019

SEMINAR KOMUNIKASI



Selamat pagi sahabat blogger dimanapun berada pagi ini saya akan share Photo dan informasi Event yang kami buat. Dengan yg judul Seminar Komunikasi denga tema Menuju Kesuksesan dengan Unggul Berkomunikasi. Event ini kami buat sebagai nilai mid semester semester II dengan mata kuliah Public Relation dengan dosen pengampu sekaligus Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi Stisipol Candradimuka ibu Sumarni Bayu Anita, S.Sos, MA.

Event Seminar Komunikasi dengan Tema Menuju Kesuksesan dengan Unggul Berkomunikasi diadakan pada hari Minggu, 21 April 2019 pukul 19.00 s/d 21.00 wib di Dunkin Donuts lantai 2. Free terbuka untuk umum. Dalam event ini diisi oleh narasumber yang berkompeten dibidang komunikasi yaitu :

1. Sumarni Bayu Anita, S.Sos, MA selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi Stisipol Candradimuka & Ketua Genpi Sumsel
2. Yuanita Sari, S.I.Kom selaku Kepala Divisi Humas Komunitas Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Bina Darma
3. Maya Alentina, S.Sos selaku marketing Pal TV 

Selain ketiga narasumber tersebut kita dihibur dengan penampilan dari Team Beat Box Stisipol Candradimuka Anggi dan Iqbal, dan kedatangan Guest Star juara II Festival Nusantara yaitu Ratih.

Sponsor yang sudah membantu demi terselenggaranya event ini taitu :

1. WO & EO by : @hyde_weddingpalembang
2. Decoration by : @yessy_goesmaini.ms
3. Multimedia by : @pandumedia.id

Dan tidak lupa 2 MC kece yaitu @heppy.juliansyah93 & @sonia_adetya 


Bersama Narasumber



Sumarni Bayu Anita, S.Sos, MA
Maya Alentina, S.Sos
Kecerian Bersama

Penyerahan Sertivikat kepada Narasumber
Bersama All Crew 

Oke, sahabat blogger mungkin sampai disini ya informasi yang dapat saya sampaikan tentang Seminar Komunikasi yang kami laksanakan. Jangan lupa dipantau terus ya blog saya karena saya akan tetap sharing terkait mata kuliah saya yaitu Public Relation.


Terima Kasih

Salam Komunikasi!!!

#Banggaberkomunikasi
#Pubblicrelation
#Seminarkomunikasi2019
#Ilmukomunikasi
#Stisipolcandradimuka
#Ilkomstcandradimuka







HUBUNGAN INTERNAL & EKSTERNAL PR



Selamat malam sahabat blogger dimana pun berada, malam ini saya akan sharing terkait materi kuliah yang disampaikan oleh dosen saya sekaligus Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi Stisipol Candradimuka ibu Sumarni Bayu Anita, S.Sos, M.A yaitu Hubungan Internal dan Eksternal Public Relation.

 A. Hubungan Internal

Hubungan Internal adalah kegiatan Public Relation (PR) untuk membina hubungan dengan publik internal, seperti karyawan, para manajer, top management dan para pemegang saham (stockholders) agar citra dan reputasi organisasdi atau perusahaan tetap positif dimata publik internal

1. Hubungan Karyawan

Para karyawan ingin menyatakan pendapatnya kepada manajemen tentang pekerjaan, kondisi dan hal-hal lain yang mempengaruhi kepentingannya. Dalam melakukan hubungan dengan karyawan, banyak cara dan media yang digunakan oleh pihak perusahaan. Diantaranya :

a. Komunikasi lisan antarpersona
b. Sistem pidato secara kelompok
c. Sistem informasi telepon
d. Rapat merupakan media komunikasi yang lazim dilaksanakan manajemen dengan karyawan
e. Siaran televisi terbatas
f. Gelanggang terbuka (Open House)
g. Kunjungan pelaksana ke berbagai bagian
h. Surat manajemen
i. Surat kabar atau majalah karyawan
j. Papan Pengumuman
k. Pameran produk
l. Laporan keuangan
m. Iklan surat kabar atau majalah
n. Buku penuntun dan pedoman karyawan
o. Kaset, film, dan slaid media komunikasi karyawan yang utama
p. Rak baca yang diisi buku mini tentang masalah perusahaan, politik, ekonomi, sosial, kesehatan, penghematan, keamanan, hobi, masakan, olahraga dan hal-hal yang menarik, lainnya untuk para karyawan.

2. Hubungan Pemegang Saham

Tujuan hubungan pemegang saham adalah untuk membangkitkan perhatian pemilik pada perusahaan, menciptakan suatu pengertian yang lebih baik antara perusahaan dan para pemilik saham dengan komunitas finansial : membujuk para pemegang saham untuk memakai dan menganjurkan pembelian produk perusahaan mengurangi pergantian para pemegang saham dan mempromosikan pemilikan
saham sebagai suatu investasi jangkau panjang menurangi kritik pemegang saham dan oposisi terhadap manajemen.

Laporan Tahunan Meliputi:
1. Informasi  Finansial (Laporan Keuangan)
2. Informasi Produksi (Inventaris, Peralatan, Produksi, Bahan Mentah, dan lainnya)
3. Informasi Pemasaran (Volume Pemasaran dan Penjualan)
4. Informasi Personel (Direktur, Manajemen, Karyawan)
5. Informasi Serba Aneka (Hubungan Pemerintah Masa Depan, Inflasi)
6. Segi-Segi Fisik Laporan Tahunan ; Ilustrasi; Distribusi, Laporan Tahunan (Distribusi Kepada Para Pemegang Saham 15 Hari Sebelum Rapat Tahunan) (Moore,2004;375-376)

B. Hubungan Eksternal

Eksternal Relations  (Hubungan Eksternal) adalah kegiatan PR yang melakukan hubungan dengan publik eksternal sebuah organisasi atau perusahaan, seperti pers, komunitas, pendidikan dan para pemuka pendapat.

1. Hubungan Pemasok

Tujuan dari program hubungan pemasok yakni :
1. Membina kepentingan antar pemasik dan pembeli
2. Menunjukkan kepada para pemasok bagaimana mereka dapat meningkatkan metode produsinya sehingga meningkatkan pengembalian bersih mereka
3. Menentukan apakah para pemasok memikirkan kebijaksanaan dan kebiasaan perusahaan
4. Menjadikan perusahaan sebagai mitra yang baik, yang bekerja sama dengan sungguh-sungguh dalam menyelesaikan masalah produksi dan persediaan

2. Hubungan Komunitas

Komunitas adalah sekelompok orang yang hidup ditempat yang sama bepemerintahan sama dan mempunyai kebudayaan dan sejarah yang umumnya turun - tumurun.
Tujuan hubungan komunitas yaitu:
1. Memberi informasi kepada komunitas tentang kebijaksanaan, kegiatan dan perusahaan
2. Memberi informasi kepada para komunitas yang berhubungan dengan perusahaan mengenai jalannya perusahaan
3. Menjawab kritik dan membantah serangan dari tekanan kelompok setempat yang salah paham mengenai perusahaan

3. Hubungan Pemerintah

Suatu perkembangan penting dalam PR adalah terjadinya hubungan yang lebih erat antara perusahaan, asosiasi, dan perserikatan dengan pemerintah, serta semakin meluasnya keterlibatan lembaga - lembaga swasta dalam permasalahan masyarakat (dimana selama ini permasalahan masyarakat lebih banyak ditangani pemerintah)

4. Hubungan Legislatif

Program hubungan legislatif harus direncanakan dan dilaksanakan berdasarkan kajian yang saksama dalam kebijaksanaan perusahaan, yang diawali konsultasi dengan manajemen.

5. Hubungan Konsumen

Tujuan hubungan konsumen :
1. Menetukan apakah para konsumen memikirkan dan membicarakan kebijaksanaan, tindakan, produk, atau pelayanan perusahaan
2. Memahami apakah semua pernyataan yang dibuat untuk para konsumen mengenai harga nilai, pelayanan dan kualitas berdasarkan kenyataan dan tidak dibuat - buat
3. Meningkatkan pelayanan konsumen dengan penanganan yang lebih memuaskan atas dasar keluhan, dengan analisis keluhan untuk mengetahui penyebabnya, dan dengan memperbaiki kekurangan dalam operasi, prosedur, atau kebijaksanaan.




Oke, sahabat blogger mungkin sampai disini ya informasi yang saya dapatkan tentang materi Hubungan Internal dan Eksternal PR. Jangan lupa dipantau terus ya blog saya karena saya akan tetap sharing terkait mata kuliah saya yaitu Public Relation.

Terima Kasih

Salam Komunikasi!!!

#Banggaberkomunikasi
#Pubblicrelation
#Hubunganeksternal&internalPR

MANAJEMEN KRISIS



Selamat malam sahabat blogger dimanapun berada malam ini saya akan sharing informasi terkait materi kuliah saya yaitu Manajemen Krisis.

 A. Pengertian

Ada perbedaan yang mendasar antara “Manajemen Krisis” dan “Krisis Manajemen”. Manajemen krisis merupakan suatu manajemen pengelolaan, penanggulangan atau pengendalian krisis hingga pemulihan citra perusahaan. Sedangkan krisis manajemen merupakan kegagalan dari peranan manajemen krisis dan persoalannya menjadi sulit untuk dipulihkan karena perusahaan yang bersangkutan dinyatakan “bubar” baik secara hukum maupun operasionalnya.
Pada umumnya, krisis dilihat sebagai suatu situasi atau kejadian yang lebih banyak mempunyai implikasi negatif pada organisasi daripada sebaliknya. 

K. Fearn-Banks mendefinisikan krisis sebagai “Suatu kejadian penting dengan hasil akhir cenderung negatif yang berdampak baik terhadap sebuah organisasi, perusahaan atau industri, maupun terhadap publik, produk, servis atau reputasinya”. Biasanya sebuah krisis mengganggu transaksi normal dan kadang mengancam kelangsungan hidup atau keberadaan organisasi.

Krisis pada dasarnya adalah sebuah situasi yang tak terduga, artinya organisasi umumnya tidak dapat menduga bahwa akan muncul situasi yang dapat mengancam keberadaannya. Sebagai ancaman, ia harus ditangani secara cepat agar organisasi dapat berjalan normal kembali. Untuk itu, Holsti melihat krisis sebagai “situasi yang dikarakterisasikan oleh kejutan, ancaman besar terhadap nilai-nilai penting, serta waktu memutuskan yang sangat singkat”. Krisis membawa keterkejutan dan sekaligus mengancam nilai-nilai penting organisasi serta hanya ada waktu yang singkat untuk mengambil keputusan.

Namun ada juga beberapa pakar yang melihat bahwa krisis tidak selalu menjadi penyebab perusahaan pada kebangkrutan. Contohnya Steven Fink yang melihat krisis sebagai “suatu waktu/keadaan yang tak stabil terhadap suatu masalah sehingga sebuah perubahan penting akan terjadi – baik perubahan dengan kemungkinan yang mudah dilihat akan hasil yang sangat tidak diharapkan atau perubahan dengan kemungkinan yang mudah dilihat akan hasil positif yang sangat diharapkan”.

B. Penyebab Krisis 

Mengenali jenis atau tipe krisis penting mengingat masalah penentuan siapa yang bersalah dan respon yang harus dibuat perusahaan yang sedang menghadapi krisis. Berikut ini adalah beberapa tipe krisis yang dikemukakan para pakar menggunakan berbagai dimensi (Putra, 1999:90-94):
  • Sturges dkk 
  • Dimensi violent-non violent dan dimensi sengaja-tak sengaja.
  • Shrivastava & Mitroff 
  • Dimensi kerusakan yang dihasilkan (berat/ringan) dan dimensi penyebab krisis dari segi teknis dan sosial.
  • Marcus & Goodman
  • Dimensi tingkat kemungkinan ditolak dan berdasarkan keadaan korban krisis.
  • C.G. Linke
  • Dimensi waktu kemunculan sebuah krisis.
Shrivastava & Mitroff membagi krisis ke dalam empat kategori berdasarkan penyebab krisis dikaitkan dengan tempat krisis. Penyebab krisis dapat dikategorikan menjadi dua bagian besar: penyebab teknis dan ekonomis serta penyebab manusiawi, organisatoris dan sosial. Mereka juga mengkategorikan penyebab krisis dilihat dari sudut tempat asal atau kejadian apakah di dalam atau di luar organisasi. 

Dengan demikian, penyebab krisis menurut mereka dapat dikategorikan menjadi:
  1. Karena kesalahan manusia (human error)
  2. Karena kegagalan teknologi
  3. Karena alasan sosial (kerusuhan, perang, sabotase, teroris)
  4. Karena berkaitan dengan bencana alam
  5. Karena ketidakbecusan manajemen  
C. Akibat Krisis

Dalam Rosady Ruslan (1999:73), disebutkan situasi krisis pada suatu perusahaan atau organisasi akan menimbulkan hal-hal sebagai berikut:
  1. Meningkatkan intensitas masalah
  2. Menjadi sorotan publik, baik melalui liputan media massa, informasi yang disebarkan melalui mulut ke mulut.
  3. Mengganggu kelancaran kegiatan dan aktivitas bisnis sehari-hari serta mengganggu nama baik serta citra perusahaan.
  4. Merusak sistem kerja, etos kerja dan mengacaukan sendi-sendi perusahaan secara total yang mengakibatkan lumpuhnya kegiatan.
  5. Membuat masyarakat ikut-ikutan panik.
  6. Mengundang campur tangan pemerintah, yang mau tidak mau harus turut mengatasi masalah yang timbul.
  7. Dampak atau efek dari krisis tersebut, tidak saja merugikan perusahaan yang bersangkutan, tetapi juga masyarakat tertentu atau lainnya ikut merasakan akibatnya. 
D. Tahapan Krisis

Steven Fink, pakar dan konsultan krisis dari Amerika Serikat mengembangkan konsep anatomi krisis menggunakan terminologi kedokteran yang biasa dipakai untuk melihat stadium suatu krisis yang menyerang manusia. Empat tahap perkembangannya adalah sebagai berikut (Kasali, 2003:225-230): 
  • Tahap Prodromal 
  • Tahap Akut 
  • Tahap Kronik 
  • Tahap Resolusi (penyembuhan)  

1. Tahap pertama – Periode Krisis Prodromal
Suatu krisis besar biasanya bermula dari krisis kecil sebagai pertanda atau gejala awal yang akan menjadi suatu krisis sebenarnya yang bakal muncul di masa yang akan datang. Tahap ini disebut warning stage karena ia memberi tanda bahaya mengenai simtom-simtom yang harus segera diatasi.

Mengacu pada definisi krisis, tahap ini juga merupakan bagian dari ‘titik balik’ (turning point). Manajemen yang gagal menangkap sinyal akan membuat krisis memasuki tahap yang lebih serius, yakni krisis akut. Oleh karen itu, tahap ini disebut juga sebagai tahap prakrisis (precrisis). Tahap prodromal biasanya muncul dalam salah satu dari tiga bentuk ini:
  • Jelas sekali. Gejala-gejala awal terlihat jelas. Misalnya ketika karyawan datang ke manajemen untuk meminta kenaikan gaji, perbedaan pendapat di antara direksi, kerusakan alat di pabrik (internal); selebaran gelap di masyarakat (eksternal).
  • Samar-samar. Gejala yang muncul tampak samar-samar karena sulit menginterpretasikan dan menduga luasnya suatu kejadian. Misalnya deregulasi, munculnya pesaing baru, ucapan pembentuk opini kadang-kadang tidak langsung terasa dampaknya pada perusahaan, namun dapat menjadi masalah besar di kemudian hari.
  • Sama sekali tidak terlihat. Gejala-gejala krisis bisa tak terlihat sama sekali. Misalnya kerugian yang dialami salah satu produk atau salah satu lini yang dirasakan wajar oleh sebuah perusahaan. Namun yang terpikirkan oleh perusahaan tersebut adalah seberapa jauh kerugian itu dapat menjadi kanibal seperti kasus Bank Summa yang menelan saham keluarga Suryadjaya pada PT. Astra Internasional.

2. Tahap kedua – Periode Krisis Akut
Bila prakrisis tidak terdeteksi dan tidak segera diambil tindakan yang tepat, maka akan timbul masalah yang lebih fatal. Di tahap ini orang mengatakan “telah terjadi krisis”. Meski bukan di sini awal mulanya krisis, orang menganggap suatu krisis dimulai di sini karena gejala yang samar-samar atau sama sekali tidak jelas tadi mulai terlihat jelas.

Contoh kasus krisis pusat reaktor nuklir Three Mile Island di Pennsylvania, AS. Pers menyebut krisis mulai muncul tanggal 28 Maret 1979 ketika reaktor tersebut mengalami kebocoran yang menimbulkan efek radiasi. Tetapi sebenarnya krisis sudah muncul 13 bulan sebelumnya ketika para karyawan menemukan kebocoran kecil yang dapat diatasi saat itu. Tanggal di atas adalah ketika krisis sudah memasuki tahap akut.

Tahap ini sering disebut the point of no return. Artinya, jika sinyal-sinyal yang muncul pada tahap prodromal tidak digubris, maka ia akan masuk ke tahap akut dan tidak bisa kembali lagi. Kerusakan sudah mulai bermunculan, reaksi mulai berdatangan, issue menyebar luas.
 
3. Tahap ketiga – Periode Krisis Kronis
Berakhirnya tahap akut dinyatakan dengan langkah-langkah pembersihan sehingga tahap ini juga sering disebut sebagai fase pembersihan. Peristiwa pun sudah diberitakan dengan jelas di media massa.

Tahap ini juga merupakan masa pemulihan citra dan upaya meraih kembali kepercayaan dari masyarakat, di samping juga merupakan masa untuk mengadakan “introspeksi” ke dalam dan keluar mengapa peristiwa tersebut bisa terjadi (recovery & self analysis).

4. Tahap keempat – Periode Resolusi Krisis
Merupakan tahap penyembuhan (pulih kembali). Perusahaan yang terkena krisis dapat bangkit kembali setelah melalui proses dan pemulihan sistem produksi, pelayanan jasa, strukturalisasi manajemen, rekapitalisasi dan operasinya. Setelah itu baru memikirkan pemulihan citra tahap berikutnya untuk mengangkat nama perusahaan di mata khalayaknya dan masyarakat luas.

Meski bencana besar telah berlalu, manajemen tetap perlu berhati-hati karena terdapat kemungkinan krisis kembali ke keadaan semula (tahap prodromal). Khususnya departemen humas, harus lebih siap dengan “strategi manajemen krisis” untuk mengantisipasi hal serupa di kemudian hari, baik untuk krisis yang sama maupun untuk krisis yang lain.

E. Langkah-Langkah Pengendalian dan Pengelolaan Krisis


Pada saat krisis melanda perusahaan atau organisasi, sebagai tindakan korektif ada beberapa tahapan langkah strategi atau kiat penanggulangan krisis (Rosady Ruslan, 1999:76-78), yaitu:
1) Mengidentifikasi krisis
2) Menganalisis krisis
3) Mengatasi krisis
4) Mengevaluasi krisis


1. Mengidentifikasi Krisis
Langkah ini merupakan penetapan untuk mengetahui (mengidentifikasi) suatu masalah krisis. Ini penting untuk melihat secara jelas faktor penyebab (factfinding) timbulnya krisis.

Mengidentifikasi suatu faktor penyebab terjadinya krisis berfungsi untuk mengetahui, apakah public relations atau perusahaan dapat menangani krisis yang terjadi itu segera atau tidak. Seperti seorang dokter mendiagnosis suatu penyakit pada pasiennya, untuk mengetahui apakah bisa disembuhkan, dikurangi penyakitnya atau sama sekali tidak bisa disembuhkan.

Bila krisis tersebut sulit untuk diatasi, membuang waktu, tenaga, dan biaya maka PR melihat segi lain dari krisis tersebut yang persoalannya tidak terbayangkan sebelumnya, yakni biasanya suatu perusahaan yang terkena krisis atau musibah disertai kemunculan masalah lain yang tidak diduga sebelumnya.

Oleh karena itu, faktor utama penyebab krisis yang signifikan tersebut harus terlebih dahulu diidentifikasikan, untuk diambil tindakan atau langkah-langkah penanggulangan atau jalan keluarnya secara tepat, cepat dan benar.


2. Menganalisis Krisis
Mungkin perlu pengembangan dalam menggunakan formula 5W + 1H untuk mengung-kapkan dan menganalisis secara mendalam sistematis, informatif dan deskriptif krisis yang terjadi melalui suatu laporan yang mendalam (in-depth reporting).

Pada saat prakrisis atau masa akut krisis, bisa dianalisis melalui beberapa pertanyaan yang diajukan untuk menetapkan penanggulangan suatu krisis, yakni:
a) What - Apa penyebab terjadinya krisis itu
b) Why – Kenapa krisis itu bisa terjadi
c) Where and when – Dimana dan kapan krisis tersebut mulai
d) How far – Sejauh mana krisis tersebut berkembang
e) How – Bagaimana krisis itu terjadi
f) Who – Siapa-siapa yang mampu mengatasi krisis tersebut, apa perlu dibentuk suatu tim penanggulangan krisis

Pertanyaan-pertanyaan tersebut di atas adalah untuk menganalisis penyebab, mengapa dan bagaimana, sejauh mana perkembangan krisis itu terjadi, di mana mulai terjadi hingga siapa-siapa personel yang mampu diajak untukn mengatasi krisis tersebut. Langkah-langkah apa yang dapat diambil untuk mengatasinya melalui analisis lapangan secara logis, informatif dan deskriptif.

Setelah itu, PR beserta “team work yang solid” menarik suatu kesimpulan, baik secara kualitatif maupun kuantitatif selanjutnya mengambil rencana tindakan (action plan) berikutnya baik dalam jangka pendek dan jangka panjang.

Dalam jangka pendek, misalnya pada kasus biskuit beracun yang terjadi di pasar dan beberapa anggota keluarga konsumen tercatat sebagai korbannya. Tindakan pertama (main action) dari pihak perusahaan adalah penarikan segera semua biskuit (product recall) di pasar, baik yang tercemar maupun tidak tercemar racun, untuk menghindarkan jatuhnya korban baru secara cepat dan tepat. Tindakan ini diambil bukan untuk melihat penyebab, tetapi menangani langsung dengan menarik produknya.


3. Mengatasi dan Menanggulangi Krisis
Dalam hal ini perlu untuk mengetahui bagaimana dan siapa-siapa personel yang mampu diikutsertakan dalam suatu tim penanggulangan krisis. Mengatasi krisis dalam jangka pendek sudah disebutkan di atas, maka dalam jangka panjang, yaitu untuk selanjutnya bagaimana krisis tersebut tidak berkembang dan dicegah agar tidak terulang lagi di masa mendatang. Terjadinya malapetaka biskuit beracun tersebut, misalnya karena adanya pencampuran tidak sengaja antara karung bekas “potas” yang diisi tepung untuk bahan biskuit.

Informasi mengenai adanya ketidaksengajaan pencampuran antara bekas karung bubuk racun (potas) dengan tepung (contamination), perlu diungkapkan secara jelas kepada pihak masyarakat, khususnya pihak pers agar bisa memberitakan secara objektif dan jangan menutup-nutupi informasi yang sebenarnya (not to kill the information), akibatnya bisa fatal dan masalah pokoknya tidak akan selesai dengan tuntas.


4. Mengevaluasi Krisis
Tindakan terakhir adalah mengevaluasi krisis yang terjadi. Tujuannya adalah untuk melihat sejauh mana perkembangan krisis itu di dalam masyarakat. Apakah perkembangan krisis tersebut berjalan cukup lamban atau cepat, meningkat secara kuantitas maupun kualitas serta bagaimana jenis dan bentuk krisis yang terjadi?



Oke, sahabat blogger mungkin sampai disini ya informasi yang saya dapatkan tentang materi Manajemen Krisis. Jangan lupa dipantau terus ya blog saya karena saya akan tetap sharing terkait mata kuliah saya yaitu Public Relation.

Terima Kasih

Salam Komunikasi!!!

#Banggaberkomunikasi
#Pubblicrelation
#Manajemenkrisis