Minggu, 24 Maret 2019

REVIEW BUKU PR (PENGANTAR PUBLIC RELATIONS KONTEMPORER)

Pengantar Public Relations Kontemporer

Selmat sore sahabat blogger sekalian, sore hari ini saya akan share dan review tentang buku yang saya baca yaitu Pengantar Public Relations Kontempoter.
Buku Pengantar Public Relations Kontemporer terdiri dari 15 Bab sebagai berikut :
  • Bab I Konsep Dasar Public Relations
  • Bab II Sejarah Public Relations
  • Bab III Jenis-jenis  Public Relations
  • Bab IV Identitas VS Citra Perusahaan
  • Bab V Reputasi Perusahaan
  • Bab VI Media Public Relations
  • Bab VII House Journal
  • Bab VIII Digital Public Relations
  • Bab IX Penulisan Siaran pers
  • Bab X Penulisan Artikel Fitur
  • Bab XI Public Relations Sebagai Fungsi Manajemen
  • Bab XII Praktik Public Relations
  • Bab XII Manajemen Krisis Public Relations
  • Bab XIV Etika Profesi Public Relations
  • Penelitian Public Relations
Baiklah sahabat blogger kita akan Review satu-satu setiap Bab nya

Bab I Konsep Dasar Public Relation
  1. Ada ratusan definisi public relations. Definsi yang paling singkat tetatpi termasuk yang paling banyak dijadikan rujukan adalah menurut J.E. Guring dan T. Hunt yang mendefinisikan public relations sebagai manajemen komunikasi antara organisasi dan publik-publiknya.
  2. Dari berbagi definisi PR menurut para ahli jika disimpulkan pada intinya mengandung beberapa kosakata kunci antara lain manajemen komunikasi (Communication management), hubungan mutualistik (Mutualistic Relation), organisasi dan publik (Organization and Public).
  3. Dalam praktiknya kerap kali istilah hubungan masyarakat (public relations) saling dipertukarkan dengan istilah komunikasi perusahaan (Corporate communication).
  4. Program-program kehumasan memiliki tipe aktivitas yang beragam, diantaranya adalah Event Management, Publicity, Public Information, Community relations, Goverment Relations, atau Lobbbying.
  5. Public relations dan marketing meliki alur kerja yang berbeda tetapi keduanya bertemu disatu fungsi yang sama (converging Functions). Menurut J.E. Gruning
  6. Public relations dan iklan (advertising) juga sering kali sulit dibedakan. Paul Baines, John Egan, dan Frank Jefkins membedakan keduanya dalam 3 hal, yakni orang-orang yang dituju, media, dan tujuan komunikasinya.
Bab II Sejarah Public Relations
  1.  Milestone kemunculan public Relations dapat ditelusuri sejak pendirian sebuah institusi bernama Congregation for the Propagation of the Faith (Sacra Congregatio de Propaganda Fide) oleh Paus Gregory XV di tahun 1622 untuk mengawal misi luar negeri dan melatih para Pastor untuk menyebarkan iman.
  2. Di zaman modern, literatur publis relations banyak diproduksi oleh orang-orang Amerika. Literatur tersebut berangkat dari taktik public relations yang dipakai selama era kolonialisme dan revolusi Amerika di abad ke -18, yang kemudian memunculkan banyak tokoh terkemuka dalam perkembangan praktirk modern dari public relations, seperti Amos Kendall, P.T. Barnum, Ivy Ledbetter Lee, Edward Bernays, Doris Fleischman, Arthur Page, dan lain-lain.
  3. Sejarah Public Relation dari sisi perkembangan cara komunikasinya dengan publik dapat dilihat dari empat model yang dirumuskan oleh Jemes Gruning dan Todd Hunt, yakni press Agentry/Publicity Model, Public Information Model, Two-way Asymmetric PR Model, dan Two-way Symmetric PR Model.

Bab III Jenis-jenis  Public Relations
  1.  Setiap organisasi memiliki target publiknya masing-masing yang mungkin berbeda dengan organisasi lain. Setiap isu, masalah, dan kepentingan menciptakan jenis-jenis publiknya sendiri.
  2. J.E. Gruning and T. Hunt mengategorikan publik dalam public relations ke dalam empat jenis, yakni : Non publics, Latent publics, Aware publics, dan Active publics.
  3. Stakeholders diidentifikasi dalam literatur bisnis berdasarkan hubungannya dengan organisasi-organisasi. Publics dalam literatur public relations dan media massa sering kali diidentifikasi berdasarkan hubungannya dengan pesan-pesan.
  4. Jenis-jenis publik yang berlaku untuk kebanyakan organisasi komersial menurut Paul Baines dkk, antara lain Komunitas, Calon karyawan, Karyawan, Pemasok barang dan jasa, Pasar keuangan, Distributor, Pelanggan, Pemimpin opini atau para pendiri.
Bab IV Identitas VS Citra Perusahaan
  1.  Identitas perusahaan (corporate identity) adalah simbol dan nomenklatur yang digunakan oleh sebuah organisasi untuk mengidentufikasi dirinya kepada khalayak, seperti nama perusahaan, logo, iklan, slogan, warna, dan sebagainya.
  2. Citra perusahaan (corporate image) adalah penilaian global yang terdiri dari seperangkat keyakinan dan perasaan yang setiap orang miliki tentang sebuah organisasi.
  3. Identitas dan citra perusahaan adalah dua isilah yang sering kali dipersamakan satu sama lain. Padahal keduanya memiliki perbedaan yang cukup mendasar. Identitas perusahaan (corporate identity) adalah apa yang organisasi komunikasikan, baik secara terencana maupun tidak terncana melalui berbagai tanda. Citra perusahaan (coporate image) adalah bagaimana pandangan publik terhadap perusahaan.
 Bab V Reputasi Perusahaan
  1. Reputasi perusahaan (corpote reputation) adalah nilai yang melekat seperti otentisitas, kejujuran , tanggung jawab, dan integritas yang ditimbulkan dari kepribadian citra perusahaan.
  2. J. Kneth menawarkan 7 level analisis untuk menjelaskan reputasi, yakni product class (kelas produk, Brand (merek), Company (perusahaan), Sector (sektor), Shop (toko), Country (negara), User  (penguna).
  3. Philip Khitchen mengelaborasi tiga prinsip reputasi yang pelu dijadikan pertimbangan dalam diskursus reputasi perusahaan, yakni akuntabilitas yang lebih besar, Chief Executive Officer (CEO), ddan kekuatan Komunikasi Internet.
Bab VI Media Public Relations 
  1. Hubungan media yang baik (good media relations) dapat berkontribusi dengan tujuan strategis jangka panjang dari organisasi, seperti memperbaiki citra perusahaan atau merek, membanagun profil media yang lebih tinggi dan lebih baik, mengubah sikap target audience (seperti pelanggan), memperbaiki hubungan dengan masyarakat, mengingkatkan pangsa pasar, dan lain-lain.
  2. Ada beberapa hal teknis yang perlu diketahui tentang media pers, antara lain Kebijakan editorial (Editorial Policy), frekuensi publikasi (Frequency of publication) , batas waktu tanggal pemasokan berita (copy date), area sirkulasi (Circulation area), profil membaca (Readership profile), dan metode distribusi (Distribution method).
  3. Di perusahaan-perusahaan  besar, hubungan media biasanya dipecah-pecah menjadi bagian-bagian yang spesifik, misalnya corporate media relations (hubungan media korporat), product media relations (hubungan masyarakat pemasaran), financial media relations (hubungan media keuangan), dan regional media relations (hubungan media regional).
Bab VII House Journal 
  1. Menurut Cambridge Dictionary, house journal diartikan sebagai koran yang diproduksi oleh sebuah perusahaan untuk menyampaikan kepada para karyawan apa yang terjadi di perusahaan tersebut.
  2. House Journal dapat juga disebut dengan berbagai macam nama, seperti newsletters, employe newspapers, dan company newspapers.
  3. Ada lima tipe dasar dari house journal yaitu sales bulletin (bulltein penjualan), newsletter (buletin berkala), magazine (majalah), koran tabloid, dan koran dinding.
  4. Ada beberapa pertimbangan khusus mengenai proses penerbitan, editing, produksi, dan distribusi dari house journal, yakni pembaca, frekuensi, judul, distribusi, iklan, kontibutor, dan produksi.
  5. Sasaran publik eksternal dari house journal antara lain : pedagang, pemakai, profesional, pelanggan, majalah, konsumen, dan pemimpin opini.
Bab VIII Digital Public Relations 
  1. Adaptasi Teknologi informasi dan Komunikasi ( TIK) dalam komunikasi organisasi suudah dimulai sejak 1990-an di mana internet dan web sudah dipergunakan oleh masyarakat secara masif.
  2. Dalam konteks online public relation, Davvid Philips dan Philip Young menyebutkan tiga unsur yang tidak dapat terpisahkan dalam menjalankan aktivitas, kehumasan, yakni : platforms (platform), channels (saluran) dan the context (konteks).
  3. Jenis komunikasi online bisa bersifat satu arah maupun dua arah. Komuniukasi satu arah melibatkan pengiriman pesan ke penerima tanpa memperoleh informasi umpan balik, sedangkan komunikasi dua arah memungkinkan perima untuk terlibat secara aktif di seluruh proses komunikasi dengan mengajukan pertanyaan, memasuki dialog, dan mendapatkan pengetahuan baru melalui diskusi tentang suatu persoalan.
  4. Untuk dapat memanfaatkan situs web dengan baik, maka sebuah organisasi harus Know who they are (Ketahui siapa mereka), Know what the message is (Ketahui apa pesannya), dan Know eho the audience is (Ketahui Siapa audiensnya).
  5. Untuk membuat web memiliki performa yang baik, perusahaan harus membuat perencanaan, memikirkan konten yang menarik, dan relavan, menggunakan gambar yang mendukung, dan membuat desain yang impresif.
  6. Situs web harus dipromosikan dengan efektif agar mendukung tujuan dari public relations.
Bab IX Penulisan Siaran Pers
  1.  Ada beberapa tipe tulisan yang biasanya ditangani oleh seorang humas profesional, yakni business correspondence (koresponden bisnis), corporate and internal communications (komunikasi korporat dan komunikasi internal), publicity writing (tulisan publikasi), marketing communications (komunikasi pemasaran) dan advocacy writing (tulisan advokasi).
  2. Menurut Hunt dan Gruing, penulisan rilis yang baik harus memiliki kriteria: clear (Tulisan yang jelasmenyajikan gagasan secara logis dan menjelaskan istilah yang mungkin tidak biasa), concise (Tulisan yang ringkas, lebih mudah untuk memahami), correct (Tulisan yang benar mengikuti aturan ejaan, tata bahasa.
  3. Agar sebuah rilis berita berhasil, maka perlu ada informasi yanbg orisinal dan dapat membangkitkan minat para pembaca. berita tidak harus "baru" jika belum diketahui oleh pembaca, tetapi berita yang ditulis tidak boleh basi.
  4. Penulisan berita harus memperhatikan beberapa hal penting seperti kredibilitas berita, bahasa, dan kosakata yang digunakan.
  5. Penulisan siaran pers harus memperhatikan paragraf pembuka, gaya penulisan, cerita teknis, ringkasa laporan, dan pengumuman singkat.
Bab X Penulisan Artikel Fitur
  1.  Artikel fitur lebih dalam (in-depth) dibanding artikel berita dan dapat menyediakan fakta-fakta yang penting. tujuannya adalah untuk memberikan gambaran yang lebih detail mengenai tempat (place), orang (person), gagasan (idea), atau organisasi (organization).
  2. Artikel fitur memiliki beberapa nilai dan keuntungan: 1) artikel yang dimuat dimajalah kemungkinan besar tetap tersimpan didalam bundel atau perpustakaan; 2) artikel sering kali disimpan sebagai bagian dari literatur tentang sebuah issue; 3) cetak ulang artikel dapat dilakukan untuk penggunaan pada masa yang akan datang sebagai referensi langsung, lampiran korespondensi, atau dapat pula dibagikan dalam acara pameran.
  3. Artikel PR dapat ditulis oleh editor atau staf penulis, kontributor, Ahli atau Profesional di dalam perusahaan (PRO), atau ghost writer.
  4. Chek list tujuh poin untuk artikel fitur menurut Jefkins.
    a. Paragraf pembuka (Opening paragraph).
    b. Latar belakang masalah (The problem or previous situation).
    c. Pencarian solusi atrau perbaikan (The search for a solution or improvement)
    d. Solusi atau pebaikan (The solution or improvement).
    e. Hasil yanhg dicapai (The results achieved).
    f. Paragraf penutup (Closing paragraph)
    g. Memeriksa draft dengan sumber informasi ( Check draft with sources of information).
Bab XI Public Relations Sebagai Fungsi Manajemen
  1. Ada dua peran PR yang paling dominan, yaitu The Communication manager yang terdiri dari expert prescriber, communication facilitator, dan problem-solving process facilitator, serta The communication technician yang bertugas sebagai pelaksana program-program PR di wilayah teknis dan operasional.
  2. Peran teknisi komunikasi lebih banyak untuk menulis, memproduksi, dan menerbitkan pesan komunikasi. Manajer komunikasi terlibat dalam pemikiran strategis sebuah organisasi, dapat melakukan penelitian dan pengukuran dan berbagi data untuk membuat keputusan yang lebih baik dalam mengelolah hubungan dengan publik utama.
  3. Para manajer humas organisasi biasanya menggunakan alat perencana dengan apa yang dinamakan manajer by objectives (MBO). MBO mensyaratkan kita untuk membuat keputusan strategis tentang apa yang ingin kita berikan/layani (jenis layanannya), berapa banyak yang kita ingin layani, siapa saja orang yang menjadi sasaran pelayanan kita (para khalayaknya), dan kapan mereka akan datang (deadline-nya).
  4. Seorang manajer MBO fokus pada 6 aktivitas, yakni conceptualization (konseptualisasi), monitoring (pengawasan), planning (perencanaan), organization and coordination (organisasi dan koordinasi), administration (administrasi) dan evaluation (evaluasi).
Bab XII Praktik Public Relations
  1. Masing-masing organisasi memiliki mekanisme dan cara komunikasi yang berbeda-beda, tergantung pada jenis bisnisnya. perusahaan dengan bisnis B2C (Business-to-Costumer) cenderung lebih mengandalkan program hubungan masyarakat dan media sosial daripada melalui saluran periklanan tradisional.
  2. Peran public relations diperusahaan biasanya berada dibawah tanggung jawab Chief Communications Officer CCO. Ia biasanya memiliki peran dalam mengelolah komunikasi perusahaan dan mempersiapkan para eksekutif untuk tampil di media utama, pidato industri, pertemuan karyawan, dan berpartisipasi dalam acara comunitas. Banyak CCO juga bertanggung jawan untuk mengawasi hubungan internal dan melakukan penelitian tentang karyawan.
  3. Chief Communications Officer (CCO) dan Chief Marketing Officer (CMO) memiliki hubungan yang sangat kuat, tetapi mempunyai fokus tanggung jawab dalam mengelola merk produk (product brand), sementara CCO biasanya lebih bertanggung jawab dalam mengelola merk perusahaan atau organisasi (corporate brand), serta segenap reputasi organisasi dalam hal kualitas, layanan pelanggan, dan sebagainya.
  4. Saat ini ada fenomena dimana perusahaan dan agensi banyak menggunakan ti yang levih virtual, di mana para karyawan klien, karyawan agensi, dan kontraktor indenpenden semuanya mengerjakan proyek yang sama. Bahkan tidak sedikit tanggung jawab manajerial seorang CCO perusahaan dilakukan oleh seorang profesional agensi.
  5. Humas pemerintahan (government public relations) adalah cabang hubungan masyarakat yang membantu sebuah organisasi berkomunikasi dengan publik pemerintah. sementara urusan publik (public affairs public relations) adalah jenis hubungan masyarakat yang membantu organisasi berinteraksi dengan pemerintah, legislator, kelompok kepentingan, dan media.
Bab XIII Manajemen Krisis Public Relations
  1. Kata krisis berasal dari bahasa Yunani "krisis" yang berarti "decision" (keputusan).
  2. Krisis dalam konteks hubungan masyarakat adalah peristiwa yang mengundang liputan media negatif dan mengganggu aktivitas bisnis sehari-hari, menimbulkan guncangan atau konflik yang sangat menegangkan dalam lingkungan yang tidak bersahabat.
  3. Perbedaannya antara isu dan krisis bisa dipahami berdasarkan lima parameter seperti kecepatan, permukaan, pengawasan, struktur dan sikap (speed, surfacing, scrutiny, structure and stance). Krisis terjadi dengan cepat, tiba-tiba dan menuntut pengawasan ketat, sementara sebuah isu berkembang secara bertahap dan menghasilkan sikap yang berbeda pada banyak orang.
  4. Teori situasional publik oleh Gruning menjelaskan tiga karakteristik yang memengaruhi bagaimana publik bereaksi terhadap masalah, yaitu pengenalan masalah, pengenalan kendala, dan tingkat keterlibatan. Dalam mengenali sebuah masalah, orang akan secara aktif mencari informasi mengenai masalah yang menyangkut mereka dan mencatat (atau memproses) informasi yang mereka dapat tanpa disengaja. Pengenalan kendala menggambarkan sejauh mana orang percaya bahwa ada hambatan yang membatasi kemampuan mereka untuk menjalankan rencana mereka.
  5. Krisis harus dihadapi dengan persiapan agar efek fisik drai sebuah kejadian traumatik dapat diminimalakan. Persiapan krisis mencangkup identifikasi situasi krisis yang paling mungkin terjadi, serta pembentukan rencana krisis. Faktor tambahan yang perlu dipertimbangkan adalah bagaimana menanggapi reaksi dan pertanyaan pelanggan, serta bagaimana menanggapi media.
Bab XIV Etika Profesi Public Relations
  1. Concise Oxford Dictionary mendefinisikan profesi sebagai sebuah pekerjaan atau panggilan, terutama yang melibatkan beberapa cabang pembelajaran atau sains tingkat lanjut.
  2. Public relations adalah profesi baru, dan baru benar-benar mulai mendekati status itu di 198-an. pada awalnya profesi ini berakar dari agen pers dan propaganda, kegiatan yang umumnya dianggap rendah oleh masyarakat.
  3. Moral adalah nilai atau prinsip-prinsip yang diyakini oleh individu, misalnya keyakinan bahwa minum alkohol dan perbuatan zina di luar nikah adalah tindakan yang tidak bermoral. Di sisi lain, etika adalah studi formal dan kodifikasi dari prinsip-prinsip moral ke dalam kerangka kerja yang sistematis sehingga keputusan tentang yang benar dan salah dapatr dibuat dalam cara yang terstruktur dan masuk akal.
  4. Kode Etik yang dimiliki oleh Institute For Public Relations (IPR) mencangkup praktik yang berkaitan dengan praktik kehumasan, bagaimana praktisi menangani media, publik, atasan, klien dan rekan kerja.
  5. Indonesia sendiri memiliki perhimpunan hubungan masyarakat Indonesia (PERHUMAS) yang merupakan organisasi profesi para praktisi Humas dan komunikasi  Indonesia yang didirikan pada tanggal 15 Desember 1972. PERHUMAS juga memiliki kode etik profesi kehumasan.
Bab XV Penelitian Public Relations
  1. Penelitian adalah bagian yang paling esensial dalam manajemen humas. Alasannya antara lain karena penelitian membuat komunikasi dua arah dengan mengumpulkan informasi dari para khalayak alih-alih dari satu pihak.
  2. Tujuan utama penelitian adalah untuk memberikan kontribusi pada pengetahuan di bidang PR, walaupun penelitian semacam itu tidak menghadapi masalah praktik yang sebenarnya. Namun, tujuan penelitian juga untuk menjawab pertanyaan yang didapat dari pengalaman praktik atau dari apa yang ditanyakan oleh klien (riset terapan).
  3. Tahapan dalam proses perencanaan penelitian menurut Cutlip adalah sebagai berikut.
    a. Menggunakan penelitian untuk mendefinisikan masalah PR.
    b. Menggunakan penelitian untuk menilai rencana dan proposal PR.
    c. Menggunakan penelitian selama pelaksanaan program.
    d. Menggunakan penelitian tentang dampak program.
  4. Informasi atau data dapat dikumpulkan dengan dua cara, yakni melalui penelitian primer atau sekunder. penelitian primer menghasilkan data yang spesifik untuk kasus yang diteliti dengan cara langsung diambil (di lapangan) dari objek penelitian melalui metode penelitian empiris, misalnya wawancara, FGD, survei, analisis isi atau observasi.
  5. Metode penelitian utama yang digunakan dalam penelitian dan evaluasi PR adalah:
    a. kualitatif: wawancara intensif dan mendalam dan FGD (Focus Group Discussion);
    b. kuantitatif: survei dan analisis isi.
Oke sahabat blogger sampai disini dulu ya terkait review buku yang saya baca Pengantar Public Relations Kontemporer semoga dapat bermanfaat untuk kita semua.

Terima Kasih

Salam Komunikasi!!!

#Banggaberkomunikasi
#Reviewbuku
#Pengantarpublicrelationskontemporer

Tidak ada komentar:

Posting Komentar